Komisi Penganggulangan AIDS Kota (KPAK)
Banda Aceh mendata saat ini terdapat lima siswa di Kota Banda Aceh yang
terjangkit penyakit kelamin.
“Pelajar kita sudah terjangkit Sipilis.
Ini artinya pergaulan bebas sudah mulai terjadi di Banda Aceh,” kata
Ketua KPAK Banda Aceh, Illiza Sa`aduddin Djamal di Banda Aceh, Kamis.
Wakil Walikota Banda Aceh itu mengaku
sangat prihatin dengan pergaulan remaja yang saat ini dinilai telah
terpengaruh pergaulan bebas.
Menurut Illiza, perlu penguatan
integrasi dengan pendekatan secara agama terutama oleh orang tua yang
harus menguatkan nilai-nilai agama pada anaknya.
“Kita tidak bisa menutup mata dengan
arus globalisasi karena itu nilai agama sangat penting sebagai filter
dari dampak globalisasi,” tambahnya.
Pergaulan bebas merupakan salah satu
pintu penyebaran penyakit HIV dan AIDS di samping penggunaan narkotika
jenis suntik secara bergantian dan ibu yang positif menularkan kepada
anak yang dikandungnya.
Sepanjang 2006 hingga Oktober 2008 KPA
Provinsi mendata 25 orang yaitu 21 kasus AIDS dan empat HIV di 13
Kabupaten/Kota di Aceh. Dari jumlah tersebut sembilan orang meninggal
dunia, 18 orang di antaranya terkena melalui hubungan seks.
Karena itu perlu ditingkatkan kesadaran
semua pihak untuk mengendalikan penyebaran virus yang menyerang
kekebalan tubuh itu. Salah satunya melalui kampanye peduli HIV dan AIDS
yang dilakukan KPAP bersama sejumlah lembaga lainnya pada 1 Desember
2008 bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia.
Pada hari tersebut sudah disiapkan
berbagai kegiatan di antaranya pembagian KIE berupa brosur, selebaran
dan stiker di jalan-jalan protokol Kota Banda Aceh.
Selain itu diadakan longmarch dimulai
pukul 08.00 WIB yang melibatkan seluruh elemen masyarakat seperti
pelajar, mahasiswa, guru serta perwakilan lembaga pemerintahan maupun
LSM yang dimulai dari Masjid Raya Baiturrahman.
Banda Aceh mendata saat ini terdapat lima siswa di Kota Banda Aceh yang
terjangkit penyakit kelamin.
“Pelajar kita sudah terjangkit Sipilis.
Ini artinya pergaulan bebas sudah mulai terjadi di Banda Aceh,” kata
Ketua KPAK Banda Aceh, Illiza Sa`aduddin Djamal di Banda Aceh, Kamis.
Wakil Walikota Banda Aceh itu mengaku
sangat prihatin dengan pergaulan remaja yang saat ini dinilai telah
terpengaruh pergaulan bebas.
Menurut Illiza, perlu penguatan
integrasi dengan pendekatan secara agama terutama oleh orang tua yang
harus menguatkan nilai-nilai agama pada anaknya.
“Kita tidak bisa menutup mata dengan
arus globalisasi karena itu nilai agama sangat penting sebagai filter
dari dampak globalisasi,” tambahnya.
Pergaulan bebas merupakan salah satu
pintu penyebaran penyakit HIV dan AIDS di samping penggunaan narkotika
jenis suntik secara bergantian dan ibu yang positif menularkan kepada
anak yang dikandungnya.
Sepanjang 2006 hingga Oktober 2008 KPA
Provinsi mendata 25 orang yaitu 21 kasus AIDS dan empat HIV di 13
Kabupaten/Kota di Aceh. Dari jumlah tersebut sembilan orang meninggal
dunia, 18 orang di antaranya terkena melalui hubungan seks.
Karena itu perlu ditingkatkan kesadaran
semua pihak untuk mengendalikan penyebaran virus yang menyerang
kekebalan tubuh itu. Salah satunya melalui kampanye peduli HIV dan AIDS
yang dilakukan KPAP bersama sejumlah lembaga lainnya pada 1 Desember
2008 bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia.
Pada hari tersebut sudah disiapkan
berbagai kegiatan di antaranya pembagian KIE berupa brosur, selebaran
dan stiker di jalan-jalan protokol Kota Banda Aceh.
Selain itu diadakan longmarch dimulai
pukul 08.00 WIB yang melibatkan seluruh elemen masyarakat seperti
pelajar, mahasiswa, guru serta perwakilan lembaga pemerintahan maupun
LSM yang dimulai dari Masjid Raya Baiturrahman.
- Code:
http://www.antara.co.id/arc/2008/11/28/lima-siswa-terjangkit-penyakit-kelamin-di-banda-aceh/